Fakta Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Membenarkan Bayar Massa Untuk Demon Ahok (Selanjutnya...)

18.26 Unknown 0 Comments


BacaBerita - Memandang tanaman yang sedang mekar bersemi dengan indahnya di alun-alun Balai kota yang rusak luluh lantak diinjak-injak oleh massa bersorban dan berbaju koko putih menimbulkan kemirisan dalam hati warga Jakarta. Kota ini dibuat rusak oleh orang yang bukan penduduk DKI tersebut. Keadaan sangat memilukan.

Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat tak kuasa menahan kegeraman serta amarahnya melihat kondisi tanaman yang indah sebagai simbol Balai Kota itu rusak parah hancur berantakan sama halnya dengan rusaknya otak para demonstran bayaran itu juga.

Barangkali pun Allah juga miris melihat kelakuan bejat umat-Nya yang punya jiwa perusak yang membenci sesamanya. Sebagian besar para demonstran yang bersorban dan berbaju koko berwarna putih itu adalah warga Jawa Barat, tepatnya dari Karawang. Sungguh sangat mengecewakan.

Bahkan dengan lugunya mereka mengaku ketika ditanyai oleh awak media bahwa mereka hanya dibayar Rp 50 ribu saja dan disuruh teriak-teriak Allahu Akbar di Balai Kota. Komersialisasi agama yang jualan nama Allah tentu saja menyakiti hati-Nya. Ya Allah.

Kehormatan yang suci itu dicemarkan dengan hanya selembar Rp 50 ribu yang notabene adalah buatan manusia. Bisa dibayangkan betapa menjijikkan. “Saya dari Karawang mas. Ini pagi tadi datang, malam pulang,” ujar partisipan demo bayaran saat ditanyai Wartawan. “Saya dikasih ongkos Rp 50 ribu” kata Fahri demonstran lainnya.

Pendemo yang bernama Achmet juga mengaku, ia disuruh datang dari Karawang untuk teriak-teriak Allahu Akbar di Balai kota. Kalau per orang dibayar Rp 50 ribu, mari kita ambil kalkulator dan menghitungnya bersama, Rp 50 ribu itu dikalikan puluhan ribu demonstran.

Saudara bisa membayangkan betapa besarnya dana yang digelontorkan oleh donatur dibelakang aksi demo yang menuntut Ahok dibunuh dan mayatnya digantung di Monas itu. Adalah hal yang mustahil bagi seorang Habib Riziek punya dana sebesar itu kalau bukan disuntik oleh pihak lain yang tak ingin Ahok jadi Gubernur yang kedua kalinya.

Lain kali usul buat Polisi, periksa KTP para demonstran itu satu per satu, kalau bukan warga DKI, usir pulang ke daerah asal mereka. Jangan bikin rusak Jakarta ini, kami bayar pajak untuk keindahan Jakarta bukan untuk dirusak oleh warga dari daerah lain.

Tolong dicatat baik-baik, aku tak mengharamkan warga negara untuk unjuk rasa, apalagi terkait dengan keyakinan seseorang, ini negara demokrasi, tiap orang berhak menyuarakan isi hati dan aspirasinya, tapi jika unjuk rasa ditunggangi oleh unsur politik dengan bayaran seharga Rp 50 ribu per orang,

Pertanyaannya, murnikah aksi demonstrasi yang menuntut agar Ahok dibunuh mati dan jasadnya digantung di Monas itu? Semoga laknat Allah menimpa mereka yang berhati busuk itu.


0 komentar: